Si gadis yang bersajak

Angin malam menghembus hingga menusuk kulit tipis itu,dikala rembulan tidak lagi menyapa untuk sigadi bersajak bermata coklat itu,ketika awan gelap tanpa malunya menutup para bintang-bintang yang ingin menemani sang gadis bersajak yang sedang gundah atas lara yang melekat pada kisahnya,ia hanya ditemani angin,dan brsapa dengan kesunyian,di kala malam yang berperan untuk mengistirahatkan lelahnya para penduduk bumi,meskipun masih ada siruk piuk kaki diatas tanah bagi mereka yang mencari apa yang mereka cari dikala malam.Seperti sigadi bersajak yang sedang duduk diatas kursi kayu tua itu,buku yang tak baru itu dan penah yang tak lagi penuh tinta itu, menjadi saksi bisu atas sajak yang ia tuliskan diatas kertas yang tak lagi putih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi yang terbaik 🌈